WHO WE ARE

Profile KopDasindo

Apa Itu KopDasindo?


KopDasindo atau Koperasi Produsen Dapur Santri Indonesia adalah koperasi yang didirikan oleh para pengasuh dan aktivis pondok pesantren yang memiliki komitmen kuat untuk membangun Dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di lingkungan pesantren.


Inisiatif ini mendukung penuh program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN).


KopDasindo mulai aktif melakukan sosialisasi program MBG ke berbagai pondok pesantren sejak Oktober 2024, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan pembentukan BGN.


Secara hukum, KopDasindo resmi berdiri berdasarkan Akta Notaris DR. Iwan Santosa, SH, SPN, MKn, tertanggal 14 April 2025 di Jakarta Timur.

Visi Misi

"COMPANY VISION TO BECOME THE WORLD'S BEST"

"Menjadi pelopor kemandirian pangan melalui dapur sehat, halal, dan higienis untuk mewujudkan generasi santri yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia menuju Indonesia Emas."


MISI

Menyediakan layanan makan bergizi gratis yang halal dan higienis untuk santri di seluruh Indonesia agar sehat dan lebih semangat belajar dan beribadah sehingga menjadi generasi penerus yang kuat dan tangguh dalam mensyiarkan agama dan membela Nusa Bangsa menuju Indonesia Emas


Membangun dan mengelola Dapur SPPG berbasis koperasi yang profesional dengan mengoptimalkan potensi lokal dan UMKM setempat agar terbentuk jaringan ekonomi yang kuat dan mandiri




Dapur SPPG KopDasindo: Gerakan Makan Bergizi Gratis untuk Pesantren di Indonesia


Di tengah tantangan ketahanan pangan dan tingginya angka kekurangan gizi di berbagai wilayah Indonesia, sebuah gerakan akar rumput sedang digerakkan dari pusat pendidikan moral dan spiritual bangsa: Pondok Pesantren. Melalui program Dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) KopDasindo, ribuan santri akan mendapatkan hak dasar mereka makanan bergizi gratis, yang bukan hanya mengenyangkan, tapi juga memperkuat fisik, mental, dan spiritual mereka.


Program ini tidak hanya menyentuh aspek sosial, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi, pendidikan, bahkan politik berbasis rakyat. Inilah model pembangunan dari akar, oleh akar, dan untuk masa depan Indonesia.


Dari Dapur Menuju Kedaulatan Pangan

Gagasan besar ini lahir dari kenyataan sehari-hari yang dihadapi oleh jutaan santri di pelosok negeri. Banyak di antara mereka yang harus bertahan hidup dengan makanan seadanya,rendah gizi, bahkan terkadang tidak mencukupi secara kuantitas. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap semangat belajar, kualitas ibadah, dan daya tahan tubuh mereka.


Melihat kondisi ini, KopDasindo (Koperasi Produsen Dapur Santri Indonesia) hadir dengan gagasan cerdas dan strategis: membangun Dapur SPPG di lingkungan pesantren yang bukan hanya menjadi tempat memasak, tetapi pusat pemberdayaan ekonomi dan pendidikan keterampilan santri.


Apa Itu Dapur SPPG KopDasindo?

Dapur SPPG KopDasindo adalah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang dibangun oleh KopDasindo sebagai Mitra Mandiri Badan Gizi Nasional untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah Makan Bergizi Gratis. , yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan makan bergizi minimal 3.000 santri sebagai penerima manfaat didalam pondok maupun santri dilingkungan pondok pesantren.

Apa Fungsi Dapur SPPG KopDasindo ?


Dapur SPPG KopDasindo berfungsi sebagai pusat logistik makanan santri, Pusat pelatihan keterampilan hidup seperti tata boga, manajemen dapur, kewirausahaan, dan ketahanan pangan, sebagai Unit usaha produktif berbasis komunitas yang bisa mengolah hasil pertanian, peternakan, hingga menjadi pusat distribusi bahan pokok dan makanan olahan, serta menjadi Sarana pendidikan karakter dan kemandirian ekonomi bagi santri.


Pelaksana dan Pembiayaan


Proyek pembangunan Dapur SPPG dijalankan oleh KopDasindo, bekerja sama dengan perbankan nasional dan investor strategis yang peduli terhadap keberdayaan pesantren dan ketahanan pangan nasional. Pola kerja sama pembangunan dapur dilakukan secara gotong royong dengan prinsip akad Musyarokah yaitu bentuk usaha dengan penyertaan modal dan tenaga bersama-sama, dengan pembagian hasil sesuai proporsi yang disepakati.


Bagaimana Bentuk Akad Musyarakah?


Bentuk kerjasama dengan pola akad musyarakah adalah Pesantren menyediakan lahan dan perijinan yang melekat pada lahan tersebut, sedangkan KopDasindo membangun dapur SPPG beserta seluruh perlengkapannya. Adapun Pengelolaan Dapur dijalankan bersama-sama antara KopDasindo dan Pondok Pesantren dengan menunjuk dan mengangkat manajemen pengelola dapur, dengan pendampingan dari Pegawai ASN yang ditunjuk oleh BGN, sebagai Kepala Dapur, Akuntan, dan Ahli gizi, untuk menjamin keberlanjutan operasional dapur.


Target Pembangunan


Target pembangunan Dapur SPPG KopDasindo adalah membangun 1.000 Dapur SPPG di seluruh Indonesia pada tahun 2025 dan 2026. Untuk tahap awal, KopDasindo telah melakukan Akad Musyarakah 100 Pondok Pesantren di Jawa Tengah dan NTB, sedangkan 480 titik pondok pesantren di 6 Provinsi lainnya telah selesai di survei dan diverifikasi oleh Team Bidang Perencanaan dan Pembangunan Dapur.


Provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, DIY Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi lain akan menyusul dalam periode berikutnya.


Adapun Pembangunan Tahap awal telah di Jalankan di 34 pondok pesantren di Jawa Tengah dan NTB. Daftar Pondok Pesantren yang sedang dalam pembangunan Dapur SPPG KopDasindo dapat dilihat di website KopDasindo atau disini.



Pusat Kemandirian Ekonomi Pesantren



Setiap dapur SPPG KopDasindo ditargetkan melayani minimal 3.000 santri, menjadikannya proyek sosial dengan skala dampak yang luar biasa besar.


Dapur SPPG KopDasindo akan melibatkan santri, UMKM dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan kegiatan Dapur, mulai dari pengelolaan dapur, karyawan, supply chain, pemasok, serta distribusi makanan ke penerima manfaat baik santri didalam pondok maupun diluar pondok pesantren,


Hal ini akan membentuk Ekosistem Usaha Produktif Pesantren dan masyarakat sekitar, untuk mengembangkan usaha pendukung seperti:


a. Budidaya ayam potong dan ayam petelur

b. Produksi tahu-tempe dan makanan olahan lainnya

c. Pertanian sayur dan buah

d. Produksi pangan lokal lainnya

Semua ini dikelola dalam sistem supply chain yang terintegrasi dalam binaan dan pengawasan KopDasindo.


Dampak Ekonomi dan Sosial


Dapur SPPG akan menyerap bahan pangan dari petani dan UMKM sekitar, menggerakkan roda ekonomi lokal. Model ini mendorong kolaborasi antara pesantren dan masyarakat, menciptakan simbiosis yang saling menguntungkan.


Dampak Politik Berbasis Rakyat


Bagi investor dan pengelola dapur, program ini memberikan dampak politik jangka panjang. Bukan dalam arti partisan, tetapi dalam membangun basis dukungan riil dari masyarakat yang melihat bahwa kehadiran dapur ini adalah wujud nyata keberpihakan pada kebutuhan rakyat kecil: makanan bergizi, pendidikan, dan lapangan kerja.


Ajakan untuk Para Investor dan Mitra Strategis


Dapur SPPG adalah kesempatan emas bagi para investor sosial untuk berkontribusi nyata dalam transformasi Indonesia dari pesantren. Ini bukan hanya tentang filantropi, tapi juga tentang membangun infrastruktur sosial-ekonomi yang kuat, terukur, dan berkelanjutan.


Bagi Anda yang ingin menjadi bagian dari perubahan ini, berinvestasi dalam Dapur SPPG berarti berinvestasi dalam masa depan bangsa di mana santri bukan hanya penerima bantuan, tetapi menjadi pelaku utama ekonomi dan perubahan sosial.


Website ini menggunakan kukis untuk pengalaman terbaik Anda, informasi lebih lanjut silakan kunjungi Kebijakan Privasi and Kebijakan Kukis
Compare product
0/4
Remove all
Compare